Minggu, 19 Juni 2011

NEO KAPITALISME: SDA INDONESIA BKN UTK KEMAKMURAN RAKYAT TAPI DIKUASAI PIHAK ASING

"DENGAN KHILAFAH MAKA SDA MERUPAKAN MILIK UMUM UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT, TAPI DGN SISTEM KAPITALIS SEPERTI DI INDONESIA SAAT INI TERBUKTI SDA MENJADI MILIK PIHAK ASING DAN ZIONIS YG MENJAJAH DGN CARA MODERN"



Utang negara begitu melonjak, aset pengelolaan sumber daya alam ( SDA ) di Indonesia di kendalikan oleh 80 persen perusahaan negara luar, (baca; http://politikana.com/baca/2009/06/30/freeport-akar-separatisme-negara). Penanganan penegakan Hak Asasi Manusia jauh dari harapan; pembunuhan aktifis HAM Munir di blokade dengan putusan pengadilan membebaskan para penjahat HAM, pengusutan kematian Ondofolo ( pemimpin ) tradisional Bangsa Papua Alm. Theys H Eluay malah kasusnya di kubur begitu saja demi menjaga keutuhan negara yang rapuh saat ini. Ketimpangan inilah hasil dari instrumen politik dan membenarkan adanya dominasi neo-imperialisme.

"TABEL INI MENUNJUKKAN KERUGIAN DARI HASIL PENGELOLAAN PT FREEPORT YG TDK SEBANDING DGN UANG YG MEREKA BERIKAN UNTUK PEMERINTAH INDONESIA DAN UNTUK RECOVERY ALAM YG TLH RUSAK DI PAPUA, INGATKAH ANKAN BANJIR BADANG DI PAPUA? INI MGKN SALAH SATU PENYEBABNYA.."

SADARKAH KITA..JIKA KITA WNI BEKERJA DI LUAR NEGERI,MAKA KITA MNJADI BURUH DGN ATASANNYA ADALAH WARGA NEGARA DR NEGARA ASING TSB, JIKA KITA BEKERJA DI NEGERI SNDR PADA BADAN USAHA YG PENTING MENANGANI SDA INDONESIA MAKA KEBANYAKAN DARI KITA TETAP MENJADI BURUH DGN DIIMING2 UPAH YG MENURUT KITA SDH SGT BESAR DAN ATASANNYA ADLH WNA ALIAS PIHAK ASING. APAKAH ANDA TAHU BHW UPAH ATAU GAJI TSB TDKLAH SEBESAR GAJI WNA YG "MENGELOLA " SDA KITA?APAKAH ANDA SADAR BHW KEUNTUNGAN YG ANDA NIKMATI DARI PERUSAHAAN ASING DI INDONESIA ADALAH SEBAGIAN UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT MISKIN YG LAIN? APAKAH KITA TDK SADAR BHW KAUM BORJUIS TERKADANG BERSENANG2 DGN MERAMPAS HAK MILIK RAKYAT MISKIN YG TERTINDAS? APAKAH KITA SADAR BHW NEGARA INDONESIA INI KAYARAYA N BNYK SDM YG PINTAR NAMUN DIJAJAH DGN KAUM KAPITALIS MODERN?



Presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno pernah mengatakan bahwa kekayaan Indonesia tidak akan diserahkan kepada pihak asing. Ia lebih memilih untuk menunggu putra-putri terbaik republik ini untuk mengelola sumber-sumber itu.

Pernyataan Soekarno itu dibuktikan dengan menolak proposal perusahaan asing yang ingin mengeksploitasi sumber alam Indonesia. Namun, ketika Soekarno terguling dari tampuk kekuasaan penggantinya Soeharto mulai membuka investasi asing seluas-luasnya. Tujuannya untuk mempercepat proses pembangunan. Walhasil banyak sumber alam dan aset negara diserahkan ke asing.



Sejak tahun 1969 sampai saat ini tercatat 80 persen sumber daya alam dan aset

Indonesia telah dikuasai asing. Sekitar 70 persen sumber daya alam dan aset penting itu dikuasai oleh Amerika Serikat.

Penjualan aset dan penguasaan sumber daya alam yang penting itu terus berlangsung selepas Soeharto lengser. Tahun 2002, misalnya, PT Indosat dijual ke Singapura Technologies dan Telemedia (STT) seharga 5,62 triliun. Kemudian 6 Juni 2008 Indosat dijual oleh STT ke Qatar Telecomunication (Qtel) seharga US$ 1,8 miliar atau Rp 16,740 triliun dengan kurs 9.300/US$. Itu artinya Singapura meraup untung 11,678 triliun. Lalu siapa yang dirugikan?



Jelas Indonesia.



Berapa triliun yang harus dikeluarkan kalau negara ini mau beli lagi

Alasan tim ekonomi pemerintah dan para pendukung divestasi Indosat saat itu adalah untuk menciptakan ‘fair competition’ di bidang telekomunikasi. Agar terbina perkembangan bisnis telekomunikasi yang terlepas dari jerat monopoli negara dan pemerintah demi terwujudnya pasar yang efektif dan efisien.



NKRI DI ERA REFORMASI: Ancaman Neo IMPERIALISME, Neo KOLONIALISME, Neo KAPITALISME dan Neo LIBERALISME



Apakah benar demi fair competition. Sejauh yang diketahui publik, STT bersama

Singapore Telecommunication (SingTel) adalah anak perusahaan yang bernaung di bawah perusahaan milik pemerintah Singapura yakni Temasek Holding (Pte) Ltd. Lalu, dengan penetapan STT sebagai pemenang tender divestasi Indosat menjadikan

perusahaan tersebut menguasai dan mengontrol bisnis selular Satelindo dan IM3.



Kemudian SingTel sebagai anak Temasek yang lain telah menguasai 35 persen saham

penyelenggara selular Telkomsel. Dengan demikian, mayoritas industri selular Indonesia ketika itu dikuasai Temasek Holding. Artinya Singapura telah memonopoli bisnis selular di Indonesia.

Dengan demikian alasan fair competition kelihatannya hanya drama saja. Tampaknya ada kepentingan segelintir golongan yang ingin mendapat keuntungan. Tentu saja yang dirugikan lagi-lagi adalah rakyat bangsa ini.

Sejak itu di udara kita tak lagi berdaulat. Satelit Palapa dan Indosat otomatis dikuasai asing. Lewat penguasaan udara itu kita praktis sudah dijajah karena hampir semua pembicaraan telepon, faks, pengiriman data, gambar harus melalui satelit yang sudah dikuasai asing.

Dari sisi keamanan negara tentu saja bangsa ini tak lagi memiliki kemampuan pengamanan teritorial di bidang telekomunikasi. Ini tentu saja memengaruhi kinerja pengamanan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Jauh sebelum itu keterlibatan asing di republik ini sudah sampai di ujung timur negeri ini. Adalah Pegunungan Grasberg di Papua yang menjadi sasaran keserakahan multinasional corporation. Di sana tanah dan airnya tak lagi bisa dinikmati anak bangsa.



Perusahaan pertambangan emas, perak, dan tembaga milik Freeport Mcmoran asal Amerika sudah bercokol hampir 32 tahun. Mengeruk sedalam-dalamnya hasil bumi yang bisa dikeruk yang kemudian meninggalkan ratusan kawah dan tanah tandus.

Menurut company profile-nya, pada tahun 2002 Freeport telah mencapai rekor volume penjualan tembaga sebesar 1,5 juta poud net; 2,3 juta ons emas, dan mengapalkan rata-rata 2,8 juta metrik ton per tahun. Tapi, company profile tersebut tidak menjelaskan hasil tambang lain, seperti uranium, yang juga terkandung di dalam tanah masyarakat Papua itu.

Selain itu, tanah Minahasa juga sudah dikuasai PT Newmont. Penggalian hasil tambang emas di Buyat itu hanya meninggalkan berbagai penyakit pada penduduk kampung. Bahkan, Newmont juga sudah mulai mengelola tanah-tanah pertambangan di Sumatera Utara lewat anak perusahaannya, PT Newmont Pacific Nusantara. Newmont juga ada di Desa Tatebal, Kawasan Bukit Elang Nusa Tenggara Barat.

Namun, apa manfaatnya keberadaan berbagai perusahaan tambang tersebut bagi rakyat bangsa ini. Sudah hampir 40 tahun umur industri pertambangan mineral di negeri ini, mereka telah gagal membuktikan “mitos”-nya menjadi penopang perekonomian Indonesia. Apalagi mensejahterakan rakyat berdaulat bangsa ini.

Kontribusi sektor ini hanya 1,3 – 2,3 triliun terhadap APBN dalam 4 tahun terakhir. Lebih kecil dari sektor kehutanan. Nilai tambahnya juga rendah karena bahan tambang diekspor dalam bentuk bahan mentah, ditambah rendahnya penyerapan tenaga kerja massal di tingkat lokal.



Sektor ini juga gagal menunjukkan tanggung jawabnya terhadap kerusakan lingkungan, pelanggaran HAM, dan penyelesaian konflik dengan penduduk lokal di lokasi-lokasi pertambangan.

Kekuasaan korporasi telah melampaui kemampuan negara mengontrol mereka. Sementara pemerintah lebih sibuk mengeluarkan perizinan tambang baru dan mengutip hasil rentenya. Di sektor perminyakan, perusahaan minyak asal Amerika Exxon Mobil sudah mengambil alih pengelolaan tambang minyak di Blok Cepu.

Pengambilalihan kekayaan sumber daya alam milik rakyat bangsa ini oleh pihak asing tidak berhenti sampai di situ. Privatisasi kemudian menjadi tren baru. Melalui undang-undang yang disahkan DPR kaki tangan kekuatan ekonomi neoliberal dan kapitalis internasional bisa langsung terjun bebas ke dalam sumber-sumber penting milik rakyat bangsa ini yang seharusnya dikelola untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Celakanya lagi, bahkan di sektor pendidikan pun, kebijakan liberalisasi telah pula diterapkan oleh pemerintahan SBY – JK. DPR telah menyetujui Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (BHP). Itu artinya negara meminimalisir tanggung jawabnya atas pendidikan dan menyerahkan pada swasta.



Tunggu saja akibatnya. Pendidikan akan menjadi semakin mahal. Rakyat miskin tak akan mampu lagi mengecap pendidikan. Padahal dengan pendidikanlah mereka bisa memperbaiki taraf hidupnya. Keadaan ini tentu saja sudah bertolak belakang dari cita-cita bangsa yang ingin mencerdaskan kehidupan rakyat bangsa ini.

Tidak hanya itu. Pemerintahan SBY-JK di awal tahun 2008 sudah melepas 44 BUMN ke pasar saham. Menurut Menteri BUMN Sofyan Djalil alasan privatisasi itu untuk menutup defisit anggaran APBN dan untuk merestrukturisasi badan usaha milik negara.

Inilah pertama kalinya dalam sejarah Indonesia terjadi penjualan aset negara secara besar-besaran. Tak salah bila banyak pihak mengatakan tahun 2008 sebagai ledakan privatisasi. Kemungkinan langkah itu akan dilanjutkan jika mereka berdua kembali berkuasa pada Pilpres 2009 ini.

Dua alasan yang disampaikan Sofyan Djalil itu tidak jauh beda maknanya dengan pendahulunya. Yang terjadi sebenarnya administratur negara ini malas mikir dan bekerja. Mereka sudah terbiasa mencari keuntungan secara cepat yaitu dari rente.





Budayawan Seno Gumira Adjidarma melihat budaya ketergantungan terhadap asing itu sudah dimulai sejak zaman raja Jawa. Mereka itu, sebetulnya, tidak memiliki

kemampuan untuk bekerja.

Dengan kata lain para raja atau priyayi memiliki mental bersenang-senang. Tidak mau menderita dan malas bekerja. Andalan mereka adalah ngutang kepada pihak asing. Imbalannya para raja itu akan memberikan sesuatu yang pihak asing itu inginkan.

Mereka itu dinamakan Seno sebagai kaum borjuis Indonesia. Malangnya, kaum borjuis ini tidak seperti borjuis di Perancis yang hidup di atas modal yang menikmati kehidupan mewah berdasarkan hasil perdagangan (merkantilis).



Privatisasi pada tataran tertentu merupakan penerimaan terhadap konsep-konsep

kapitalisme gaya baru dalam bungkus neoliberalisme. Dalam perspektif ini privatisasi akan membawa dampak sangat negatif karena dalam jangka panjang akan mengalihkan aset nasional yang menguntungkan pihak asing dengan harga murah sesuai dengan skenario yang dirancang oleh mereka.

Indonesia akan terperangkap dalam jerat perdagangan bebas yang semakin meminggirkan kemampuan ekonomi rakyat sehingga jangka panjang privatisasi hanya akan menciptakan bangsa kuli di negeri sendiri.





Jebakan Neoliberal



Arus globalisasi yang didukung kuat neo-kapitalisme dan neo-liberalisme, menyebabkan kita sebagai bangsa menjadi limbung dan nyaris tak lagi memiliki ideologi dan identitas kebangsaan. Kita hanya sekedar menjadi pasar dari produk multinational corporation. Di lain pihak telah pula menjadi bangsa yang ketagihan dan menderita ketergantungan utang. Martabat bangsa tak lagi menjadi kebanggaan.

Bangsa ini semakin terjebak dalam kubangan sistem ekonomi neoliberal. Akibatnya hak-hak dasar warga negara telah dijadikan komoditas dagang. Bumi, air, dan kekayaan alam yang ada di dalamnya yang menurut Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 dikuasai negara dan digunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Semakin tidak jelas hubungannya dengan kesejahteraan rakyat.



Negara dikendalikan oleh lembaga-lembaga keuangan internasional dan perusahaan-perusahaan multinasional. Mayoritas rakyat bangsa ini terdzolimi, dieksploitasi, demi memenuhi kepentingan ekonomi sekelompok pemilik modal dan berkuasa.

Ada kecenderungan yang mencemaskan perasaan kita sebagai pemilik sah negeri ini. Semakin hilangnya kedaulatan nasional dalam berbagai aspek. Banyak pihak tidak mengetahui dan menyadari bahwa ketika tahun 1998 reformasi bergulir muncul banyak figur elit politik penumpang gelap gerbong kaum reformis alias elit politik reformis gadungan sekaligus menjadi komprador kekuatan asing untuk mengendalikan negeri ini secara invisible dan total.

Dengan isu globalisasi, HAM, demokratisasi, dan lingkungan hidup, kekuatan asing terutama negara-negara kapitalis sebagai pemenang perang dingin memulai memainkan skenario neo-imperialisme, neo-kolonialisme, neo-kapitalisme, dan neo-liberalisme sebagai bentuk baru penjajahan di dunia.



Semua negara terutama negara dunia ketiga termasuk Indonesia menjadi target dengan strategi, taktik, teknik, serta metoda yang lebih muktahir termasuk membangun jaringan dengan komprador di dalam negeri yang terdiri dari para elit politik reformis gadungan.

Kecenderungan situasi global dan nasional memperlihatkan bagaimana kerasnya kekuatan neo-kolonialisme, neo-kapitalisme, dan neo-liberalisme berusaha mencengkeram negeri ini. Serta, bagaimana peranan para elit politik reformis gadungan sebagai komprador membantu dan mengakomodir konsepsi penjajahan baru tersebut.

Dalam proses memaksakan konsepsi dan kehendak tersebut kekuatan asing ini menggunakan metode invansi dan subversi. Invansi telah dilaksanakan ke Afganistan dan Irak meskipun banyak ditentang oleh dunia Internasional. Bahkan, invansi berikutnya sedang dirancang untuk Iran dan Korea Utara.

Metode subversi dilakukan dengan cara tekanan ekonomi, HAM, lingkungan hidup, melalui berbagai LSM atau NGO (Non Governmental Organization) serta MNC (Multi National Corporation).

Kekuatan asing imperialisme ini bertujuan untuk:





(i) Memaksakan proses demokratisasi ideologi dan politik di berbagai negara dunia ketiga termasuk Indonesia;

(ii) Memaksakan proses liberalisasi di berbagai bidang kehidupan masyarakat terutama di negara-negara dunia ketiga termasuk Indonesia;

(iii) berusaha secara paksa untuk merebut pengaruh politik sehingga mampu mengendalikan proses politik di berbagai negara dunia ketiga termasuk Indonesia;

(iv) berusaha secara paksa menguasai sumber-sumber ekonomi potensial di berbagai negara dunia ketiga termasuk Indonesia; dan

(v) berusaha untuk menciptakan tatanan dunia sebagai “one world with different cultures” dengan AS sebagai polisi dunia.



Selanjutnya, kekuatan asing ini dalam melaksanakan konsepsinya menggunakan strategi memaksakan perubahan perundang-undangan di negara sasaran, dan di Indonesia langkah ini dimulai dengan terbitnya berbagai perundang-undangan yang cenderung liberal.

Jaringan subversi kekuatan asing yang bertindak sebagai agen pengendali adalah lembaga-lembaga internasional yang telah dikuasainya. Antara lain: PBB melalui UNDP (United Nations Development Program), Bank Dunia, IMF, Nathan Associates Inc, And Checehi and Company Consulting Inc and Partner termasuk REDE (semuanya berasal dari AS), ODA, EU-MEE, HDC, AUSAID, Delegation of the European Commission to Indonesia (semua berasal dari Eropa dan Australia) dan Concultative Group on Indonesia (CGI).

Sedangkan yang bertindak sebagai agen utama prinsipil terdiri dari beberapa LSM asing yang berkolaborasi dengan beberapa LSM dalam negeri, yaitu: Partnership for Goverment Reform (PGR), USAID terdiri dari Ellips Project, NDI, Partnership for Econonic Group (PEG), JICA, Ford Foundation, IDEA Indonesia (jaringan NGO Jerman), dan Transparancy International (TI) yang berpusat di Berlin (lihat Lembaga Kajian Krisis Nasional (LKKN), NKRI Di Era Reformasi: Ancaman Neo Imperialisme Neo Kolonialisme, Neo Kapitalisme, Neo Liberalisme, Jakarta, Tanpa Tahun, hal. 6-7).





Ada pun orang-orang asing yang menjadi operator pembuatan undang-undang yang

“bergentayangan” di berbagai departemen, antara lain:

(i) Departemen Keuangan: Arthur J. Mann dan Burden B. Stephen V. Marks (ahli perpajakan);

(ii) Bank Indonesia: Thomas A. Timberg penasehat bidang skala kecil dan Susan L Baker konsultan bidang Konstrukturisasi Perbankan;

(iii) Deperindag: Etephen L Magiera ahli Perdagangan Internasional dan Gary Goodpaster ahli desentralisasi, internal carriers to trade and local discriminatory action;

(iv) Kementerian Usaha Kecil dan Menengah Koperasi: Robert C Rice ahli small and medium enterprice;

(v) Kementerian Kominfo: Harry F Darby ahli regulasi komunikasi;

(vi) Departemen Perhubungan: Richard Belenfeld dan Don Frizh konsultan PEG bidang pelayaran dan pelabuhan; dan

(vii) Departemen Hukum dan HAM: Paul H Brietzke legal advisor.



Hasil yang telah dicapai jaringan subversi asing dalam produk undang-undang di

Indonesia adalah:



(1) Produk Hukum Yang Dihasilkan oleh Ellips Project :

a) UU No 5 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

b) UU No 14 Tahun 2001 Tentang Paten.

c) UU No 15 Tahun 2001 Tentang Merek.

d) UU No 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan.

e) UU No 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi.

f) UU No 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.

g) UU No 19 Tahun 2003 Tentang Hak Cipta.

h) UU No 18 Tahun 2003 Tentang hak Advokat.

i) UU No 25 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas RUU Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

j) Draf akademik yang disiapkan adalah: RUU Rahasia Negara, RUU Perintah Transfer Dana, dan RUU Informasi dan Transaksi Elektronik.



(2) Produk Hukum Yang Dihasilkan oleh PEG (Partnership for Economic Growth):

a) UU No 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi.

b) UU No 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Daerah.

c) UU No 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia.

d) UU No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

e) UU No 16 Tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No 6 Tahun 1993 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

f) UU No 17 Tahun 2000 Tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.

g) UU No 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian Internasional.

h) UU No 25 Tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2000-2004.

i) UU No 14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak.

j) UU No 20 Tahun 2002 Tentang Ketenagalistrikan.

k) UU No 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.

l) UU No 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

m) UU No 27 Tahun 2003 Tentang Panas Bumi.

n) UU No 3 Tahun 2004 Perubahan Atas UU No 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia.

o) UU No 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.

p) UU No 19 Tahun 2004 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 1 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas UU No 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang.

q) UU No 32 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Pemerintah Daerah.

r) UU No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah.



(3) Produk Hukum yang Dihasilkan oleh ACIL ILO (American for International Labour Solidarity ILO):

a) UU No 22 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

b) UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

c) UU No 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.



(4) Produk Hukum Yang Dihasilkan oleh PGR (Partnership for Government Reform):

a) UU No 26 Tentang Pengadilan HAM.

b) UU No 2 Tahun 1999 Tentang Partai Politik.

c) UU No 37 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan.

d) UU No 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

e) UU No 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif.

f) UU No 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

g) UU No 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

h) UU No 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara.

i) UU No 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

j) UU No 31 Tahun 2002 Tentang Partai Politik.

k) UU No 23 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan wakil Presiden.

l) UU No 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi.

m) UU No 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman.

n) UU No 5 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung.

o) UU No 8 Tahun 2004 Perubahan Atas Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 Tentang

Peradilan Umum.

p) UU No 9 Tahun 2004 Perubahan Atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang

Perdilan Tata Usaha Negara.

q) UU No 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia.

r) UU No 22 Tahun 2004 Tentang Komisi Yudisial.



Beberapa fakta yang diungkapkan di atas telah cukup memberikan gambaran bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 secara faktual tidak lagi berdaulat. Namun, telah masuk dalam perangkap kekuatan subversi asing dengan bantuan para komprador di dalam negeri.

Intinya, buah dari reformasi adalah telah menyeret bangsa ini ke arah liberalisasi besar-besaran dalam segala aspek. Itu tergambar dari berbagai produk perundang-undangan yang dihasilkan sebagaimana telah diuraikan di atas. Tak terbantahkan. Dari sekian banyak perundang-undangan tersebut tidak ada satu pun yang berorientasi atau menjamin kesejahteraan dan hak-hak dasar rakyat bangsa ini.

Rakyat bangsa ini terancam hidup dalam kemiskinan massal. Mengapa? Karena seperti telah diungkapkan di atas bangsa dan negara ini semakin dalam terjerat dalam perangkap kekuatan subversi asing. Sekarang ini modal kapitalis asing bebas bergerak hingga kepelosok desa di negeri ini –sistem perekonomian nasional tak lain merupakan subsistem perekonomian global kapitalistik.



World Bank, IMF, dan WTO menjadi agen neo-imperialisme yang “menjerat” batang leher ekonomi rakyat. Utang Indonesia semakin besar. Kewajiban membayar bunga dan cicilan utang makin besar juga. Lantas apa yang tersisa lagi untuk membangun ekonomi rakyat. Jelas tidak ada.

Kapitalisme yang tumbuh di negeri ini jelas telah memiskin rakyat. Patokan harga BBM dirancang sangat tinggi. Tak heran pemerintah terus menerus berupaya menaikkan harga BBM. Akibatnya mayoritas rakyat bangsa ini terkena dampaknya karena harga-harga bahan pokok semakin melampung tak terjangkau oleh isi saku kusam mereka yang pada gilirannya asap dapur mereka pun jarang mengebul.

Bahkan, kapitalisme telah masuk pada sektor pengecer (retailer), Super Mall atau Super Market, seperti Carefour, Giant, Hypermark, dan lain-lain berdiri dengan megahnya. Mulai dari Ibu Kota negara hingga kabupaten di negeri ini yang telah menyebabkan pasar-pasar tradisional mati secara perlahan. Lalu, apalagi yang dapat diecer oleh rakyat bangsa ini. Jika tahu dan tempe pun dapat dibeli di berbagai super market ber AC tersebut.

Mengapa semua itu bisa terjadi? Karena momentum reformasi dan transisi demokrasi telah dibajak oleh kepentingan elit-elit politik yang tak kalah korupnya dengan elit-elit politik rezim Orde Baru dan memperhamba diri kepada kuasa pemilik modal. Elit-elit politik Orde Baru yang bertopeng reformis dan elit-elit politik reformis gadungan senyatanya semakin dalam mengakumulasi pengerukan kekayaan alam, penghancuran lingkungan hidup, pengisapan tenaga-tenaga rakyat, dan menyuburkan kekerasan.



Proses-proses penghancuran sumber-sumber kehidupan rakyat ini telah mengakibatkan terjadinya krisis yang tidak terpulihkan. Krisis ekonomi semakin tak terpulihkan karena semua kekayaan rakyat bangsa ini dikuasai oleh segelintir elit politik dan pemilik modal. Pemilik-pemilik modal internasional telah menekan elit pemerintahan supaya memperoleh kemudahan-kemudahan akses dan penguasaan sumber-sumber kemakmuran rakyat, aset negara (BUMN), keringanan pajak, dan lain-lain.

Perekonomian nasional telah menghamba pada sistem kapitalisme global. Senyatanya hal itu terlihat sejak era reformasi ini dengan berbagai produk perundang-undangan seperti telah diuraikan di atas. Terutama perundang-undangan yang memberi akses seluas-luasnya bagi kepentingan pemilik modal dalam dan luar negeri atas sumber-sumber kemakmuran rakyat.



Seperti misalnya tergambar dalam UU Penanaman Modal, UU Sumber Daya Air, UU Migas, UU Ketenagalistrikan, UU Perkebunan, dan Perpu No 1 Tahun 2004 tentang perubahan Undang-Undang No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dan UU BHP. Bahkan, krisis sosial budaya terjadi karena proyek-proyek pembangunan dan perluasan investasi telah meluluhlantakkan basis sosial dan kebudayaan rakyat di seluruh penjuru negeri ini.

Konflik sosial antara rakyat dan negara, rakyat dan pemodal, juga rakyat dan rakyat semakin marak belakangan ini. Ambruknya sistem kebudayaan rakyat menjadikan rakyat tak mampu melakukan reproduksi sosial bagi keberlanjutan generasi mendatang.



Sementara itu, krisis ekologi terjadi karena negara, pemodal, dan sistem pengetahuan dan teknologi telah mereduksi alam menjadi obyek komoditi yang bisa direkayasa dan dieksploitasi untuk memperoleh keuntungan ekonomi secara instan. Ekspansi sistem monokultur, eksploitasi hutan, industri pertambangan telah mengganggu dan menghancurkan fungsi-fungsi ekologi dan keseimbangan alam.

Privatisasi kekayaan alam hanya dipersembahkan semata-mata untuk mengejar keuntungan pemilik modal. Bahkan, dengan alasan konservasi sekali pun telah menjauhkan akses dan kontrol rakyat pada sumber-sumber kemakmuran. Pada gilirannya berbagai bencana lingkungan seperti kebakaran hutan dan lahan, banjir, kekeringan, pencemaran, dan krisis air telah menjadi bencana yang harus diderita dan ditanggung oleh rakyat bangsa ini dari tahun ke tahun.

(http://yudiepriyadi.wordpress.com/about/)

DENGAN KHILAFAH DAN SYARIAT ISLAM: SUMBER DAYA ALAM: Milik Umum, Untuk Kemakmuran Rakyat



Oleh: Hidayatullah Muttaqin, S.E., M.SI

Lajnah Mashlahiyah DPP HTI





Sumberdaya alam (SDA) adalah potensi sumberdaya yang terkandung di dalam bumi, air maupun di udara. Di dalam al-Quran disebutkan bumi sebagai tempat tinggal manusia, langit sebagai atap dan air hujan yang turun serta buah-buahan sebagai rezeki untuk manusia. Di dalam al-Qur'an juga ditegaskan, bahwa Allah telah menjadikan segala apa yang ada di bumi untuk manusia. Dengan demikian, SDA berfungsi sebagai sarana untuk menunjang kehidupan manusia di dunia sekaligus menjadi sumber penghidupan mereka.



Fungsi SDA ini sejak dulu hingga sekarang tidak berubah. Hanya saja karena peran vitalnya bagi kehidupan manusia, SDA dapat menjadi sumber konflik. Bahkan lebih dari itu, suatu negeri yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dapat mengundang perhatian dan invasi dari bangsa yang tamak untuk menguasainya. Sejarah mencatat bagaimana motif negara-negara penjajah seperti Inggris, Spanyol, Portugis, Prancis dan Belanda menjelajah dunia untuk menemukan sumber rempah-rempah di Indonesia. Berpadu dengan motif ideologis yakni Perang Salib, negara-negara tersebut kemudian melakukan segala cara untuk menguasal daerah-daerah kaya SDA yang mereka temui untuk dieksploitasi dan dihisap.



Tidak jauh berbeda dengan masa lalu, pada zaman modern sekarang, negeri yang kaya SDA akan menarik perhatian bangsa yang tamak untuk menguasainya. Bedanya, dulu komoditas utama adalah rempah-rempah, sedangkan sekarang minyak. Daerah-daerah yang kaya tambang minyak seperti kawasan Timur Tengah dan Asia Tengah hingga saat ini merupakan wilayah yang tidak pernah berhenti bergejolak akibat invasi dan cengkeraman imperialisme Barat, khususnya Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. Irak dan Afghanistan adalah dua contoh negeri Islam yang menjadi korban ketamakan Barat. Irak diinvasi karena di negeri tersebut terdapat cadangan minyak bumi terbukti sebesar 115 miliar barel. Bahkan pada tahun lalu jumlah cadangan minyak terbukti Irak bertambah menjadi 143,1 miliar barel atau hampir 8 kali jumlah cadangan minyak Amerika Serikat. Adapun di Afganistan pada pertengahan tahun lalu diumumkan penemuan deposit mineral senilai $ 1 trillun dan minyak 1,8 miliar barel. Komandan Komando Sentral AS Jenderal David Petraeus mengatakan penemuan tersebut sebagal potensi yang menakjubkan.



Ketiadaan Khilafah bagi kaum Muslim saat ini menyebabkan kekayaan SDA yang dimiliki tidak jatuh manfaatnya ke tangan umat. Negeri-­negeri Islam yang kaya barang tambang dan minyak bumi justru menghadapi penjajahan langsung seperti apa yang terjadi di Irak, Afganistan, Sudan dan Libya. Sebagian besar lagi negeri-negeri Islam dipaksa menerapkan aturan kapitalis dan melakukan liberalisasi ekonomi seperti yang terjadi di Indonesia, Bangladesh, Turki dan Saudi Arabia. Negeri-negeri Islam pun menghadapi suatu masalah yang oleh ahli ekonom Barat disebut "Kutukan SDA" (natural resource curse), yakni paradoks negara kaya SDA tetapi penduduknya miskin.



SDA Pada Masa Khilafah



Dalam sistem Khilafah, politik dalam negeri adalah melaksanakan hukum-hukum Islam, sedangkan polink luar negeri menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia. Penyebaran Islam adalah dengan metode jihad untuk membebaskan (futuhat) negeri-negeri yang belum tersentuh Islam. Pembebasan Islam ini berbeda dengan penjajahan yang dilakukan Barat. Sebab Islam diturunkan Allah sebagai rahmat, kabar gembira, sekaligus peringatan yang keras. Politik ini juga mengharuskan Khilafah menjadi negara yang kuat darl sisi militer sehingga mencegah upaya negara-­negara imperialis untuk menguasai wilayah Islam dan SDA yang terdapat di dalamnya.



1. Kepemilikan SDA.



Rasulullah saw. pernah mengambil kebijakan untuk memberikan tambang garam kepada Abyadh bin Hammal al-Mazini. Namun, kebijakan tersebut kemudian ditarik kembali oleh Rasulullah setelah mengetahui tambang yang diberikan Abyadh bin Hammal laksana air yang mengalir.



Pada contoh kebijakan Rasulullah tersebut, diperbolehkan individu menguasai area tambang jika luas dan depositnya sedikit. Hasil eksploitasi barang tambang yang diperoleh individu tersebut dikenakan khumus atau seperlimanya untuk dimasukkan ke dalam Baitul Mal sebagai bagian darl harta fai. Sebaliknya, barang tambang yang jumlahnya tidak terbatas tidak boleh dikuasai individu karena termasuk harta milik umum dan hasilnya masuk dalam kas Baitul Mal. Rasulullah bersabda, "Kaum Muslim bersekutu datum tiga hal: air, padang dan api. (HR Abu Dawud).



Hadis ini juga menegaskan, yang termasuk harta milik umum adalah SDA yang sifat pembentukannya menghalangi individu untuk memilikinya. Dengan demikian, penguasaan SDA di tangan negara tidak hanya akan berkontribusi pada kemananan penyedian komoditas primer untuk keperluan pertahanan dan perekonomian Khilafah, tetapi juga menjadi sumber pemasukan negara yang melimpah pada pos harta milik umum. Sebagai contoh cadangan minyak bumi negeri-negeri Islam mencapai 68,54% cadangan global, sedangkan gas bumi 61,45% cadangan dunia. Seharusnya dengan cadangan yang besar tersebut kaum Muslim mendapatkan manfaat yang besar pula. Bandingkan dengan dengan pendapatan kotor lima korporasi minyak utama dunia, yakni BP, ExxonMobil, Total, Shell, dan Chevron sebesar US$ 1,19 triliun, setara 2% nilai Produk Domestik Bruto (PDB) dunia atau 220,21% PDB Indonesia.



2. Minyak bumi.



Minyak bumi merupakan produk yang sangat penting pada masa kejayaan Khilafah jauh sebelum zaman moderen sekarang. Minyak menjadi komoditas yang dibutuhkan untuk keperluan militer maupun ekonomi masyarakat. Beberapa ladang minyak bumi pada masa itu antara lain di Baku yang mulai beroperasi sejak tahun 885 M pada masa Khalifah al-Mu'tamid 'Alallah (870-892). Pada abad ke 13, Marco Polo melaporkan ratusan kapal mengambil minyak di Baku pada waktu itu. Selain di Baku, produksi minyak mentah juga ada di tepi timur sungai Tigris hingga sepanjang jalan menuju Mosul, di Sinai Mesir dan Khuzistan di Iran. Minyak mentah tersebut tidak hanya disuling untuk keperluan sumber energi, tetapi juga diolah menjadi aspal dan berbagai produk turunan lainnya.



3. Pertambangan.



Cadangan mineral di berbagai wilayah propinsi Khilafah berkontribusi atas kemakmuran penduduknya. Berbagai batu mulia seperti zamrud diperoleh di Mesir. Adapun di Spanyol terdapat beragam tambang mineral seperti emas, perak, timah, tembaga, besi, belerang, dan merkuri, termasuk batu rubi.



Di sepanjang Afrika Utara, termasuk juga Hadramaut, Ispahan dan Armenia terdapat tambang garam. Di Laut Arab, di sepanjang pantai Bahrain hingga ke pulau Dahiak terdapat pengembangbiakan mutiara.



Kesimpulan

SDA merupakan faktor penting bagi kehidupan umat manusia yang saat ini dikuasai oleh negara-negara penjajah baik secara langsung maupun melalui korporasi-korporasi mereka. Untuk mengembalikan kedaulatan umat atas kekayaan SDA yang mereka miliki harus ditempuh dengan menegakkan Khilafah.

(http://www.al-khilafah.co.cc/2011/06/sumber-daya-alam-milik-umum-untuk.html)



WalLahu a’lam bi ash-shawab.,, MARI GENERASI MUDA MUSLIM INDONESIA JGN MENGHANCURKAN BUMI DAN KEKAYAAN ALAM CIPTAAN ALLAH SWT INI, TAPI KITA BERTUGAS UNTUK MENJADI KHALIFAH(PEMIMPIN) DI MUKA BUMI INI UTK MENGELOLA KEKAYAAN ALAM YG TLH DIKARUNIAI OLEH ALLAH SWT KPD MANUSIA DAN DIGUNAKAN SCR ADIL UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT. SESUNGGUHNYA TIAP MANUSIA ADALAH PEMIMPIN DI BUMI INI,DAN INGATLAH MASING2 DARI KITA AKAN DITNY PERTANGGUNGJWBANNYA DI AKHIRAT NANTI.



Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawabannya tentang apa yang dipimpinnya. Seorang amir yang memimpin manusia, ia memimpin mereka dan akan diminta pertanggung jawabannya tentang mereka, seorang laki-laki pemimpin atas keluarganya dan ia akan diminta pertangung jawabannya tentang mereka, dan seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suami dan anaknya, dia akan diminta pertanggung jawabannya tentang mereka dan seorang budak pemimpin atas harta tuannya dan dia akan diminta pertanggung jawabannya terhadapnya, ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggung jawaban terhadap apa yang dipimpinnya” [Diriwayatkan Al-Bukhari ; 2554 dan Muslim : 1829 dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma]

RELATED LINK: SALAH SATU CONTOH TELADAN PEMIMPIN ISLAM: KHALIFAH UMAR BIN ABDUL AZIZ(http://www.facebook.com/note.php?note_id=212908672071016)



Dana Hibah Rp 340 Milyar Terindikasi Menyimpang

Oleh: Jaenal Abidin

Copas dari www.mediabanten.com

Serang - Dana hibah senilai Rp 340 miliar yang digelontorkan Pemprov Banten tahun ini terindikasi menyimpang. Modusnya adalah penerima dana itu fiktif atau terjadi pemotongan dari pagu yang telah ditetapkan. Dana hibah juga digunakan sebagai aset politik bagi Gubernur Banten Rt Atut Chosiyah guna pemenangan dalam Pilgub Banten 2011 mendatang.

Pernyataan itu disampaikan peneliti Indonesia Coruption Watch (ICW) Abdullah Dahlan, ketika berbicara dalam diskusi di Laboraturium Perubahan, di Kawasan Ciwaru, Kota Serang, Senin (13/6/2011) petang.

"Dari listing penerima dana hibah ini, kita coba investigasi 30 persennya. Pasti akan ditemukan yang fiktif atau terjadi pemotongan. Bahkan, berdasarkan pengalaman di daerah lain, pemberian dana hibah juga disyaratkan dengan kompensasi politik. Misalkan, suatu lembaga akan diberi dana jika sanggup meraih target suara yang dibebankan oleh pemberi dana. Hal seperti ini (dana hibah -red) adalah modus operandi baru dalam tindak pidana korupsi. Yakni menggunakan kebijakan anggaran guna kepentingan politik," kata Abdullah.

Abdullah menganalisa, dana hibah juga sulit dikuru manfaatnya. Itulah yang kemudian melandasi surat keputusan menteri dalam negeri yang melarang kepala daerah yang hendak mencalonkan diri kembali dalam pemilukada, untuk mengalokasikan dana hibah.

"Sisi lain, ada aturan yang tidak terlalu ketat mengatur tentang dana hibah ini. Misalkan pembatasan besaran dana hibah dari APBD. Dana hibah juga disyaratkan hanya dengan keputusan kepala daerah. Jadi tingkat subyektivitasnya tinggi sekali," kata Abdullah, seraya mengutip Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas APBD Banten 2011.

"Dalam LHP, BPK menyatakan ada 6 temuan dalam penyaluran dana hibah dan bantuan sosial. Logika sederhananya, jika dana hibah tahun lalu hanya senilai Rp 145 miliar saja ada temuan, kenapa tahun ini besarannya justru dinaikkan."

"Yang lebih parah, dana hibah juga mengalir kepada instansi vertikal seperti lembaga kepolisian, TNI, dan KPU. Jadi dana itu bukan semata bantuan, tapi harus diposisikan sebagai upaya memberikan pengaruh politik," Abdullah menambahkan. (*)

Daftar Penerima Dana Hibah

Sumber dilansir LSM KOMPAK

1 BAPPEDA

- BPS 600.000.000,00

JUMLAH 600.000.000,00

2 BIRO HUMAS

- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banten 250.000.000,00

JUMLAH 250.000.000,00

3 BIRO PEMERINTAHAN

- BKSP ( Jabodetabek) 500.000.000,00

JUMLAH 500.000.000,00

4 BPPMD

- TMMD Provinsi Banten 200.000.000,00

- Panitia pelaksanaan hari keluarga nasional (HARGANAS) XVII 500.000.000,00

- PKK provinsi banten 900.000.000,00

- Dharma Wanita Persatuan Provinsi Banten 900.000.000,00

- BKOW Provisi dan Organisasi Kewanitaan 575.000.000,00

- P2TP2A 1.500.000.000,00

- Forum Kader Posyandu/KB Provinsi Banten 5.500.000.000,00

- APDESI Prov. Banten dan kab/kota 600.000.000,00

- Pusat studi wanita (PSW) 450.000.000,00

- Forum RW 13.100.000.000,00

- Forum CAMAT 930.000.000,00

- LPM provinsi dan Kab/kota 1.000.000.000,00

- Kaukus politik perempuan Indonesia (KPPI) 200.000.000,00

- Adhyaksa darmakarini banten 150.000.000,00

- Adhyaksa darmakarini serang 50.000.000,00

- Adhyaksa darmakarini cilegon 50.000.000,00

- Adhyaksa darmakarini pandeglang 50.000.000,00

- Adhyaksa darmakarini lebak 50.000.000,00

- Adhyaksa darmakarini tangerang 50.000.000,00

- Adhyaksa darmakarini PT banten 100.000.000,00

- Adhyaksa darmakarini PN serang 50.000.000,00

- Adhyaksa darmakarini PN pandeglang 50.000.000,00

- Adhyaksa darmakarini PN lebak 50.000.000,00

- Adhyaksa darmakarini PM tangerang 50.000.000,00

- Org wanita pengadilan tinggi agama banten 50.000.000,00

- Org wanita pengadilan tinggi agama serang 50.000.000,00

- Org wanita pengadilan tinggi agama pandeglang 50.000.000,00

- Org wanita pengadilan tinggi agama lebak 50.000.00,00

- Org wanita pengadilan tinggi agama tangerang 50.000.000,00

- Bhayangkari polda banten 50.000.000,00

- Bhayangkari polres serang 50.000.000,00

- Bhayangkari polres cilegon 50.000.000,00

- Bhayangkari polres pandeglang 50.000.000,00

- Bhayangkari polres lebak 50.000.000,00

- Bhayangkari polres metro tangerang 50.000.000,00

- Bhayangkari polres metro bandara soetta 50.000.000,00

- Bhayangkari polres kota tangerang 50.000.000,00

- Bhayangkari polisi air 50.000.000,00

- Persit kartrika Chandra 064 MY 50.000.000,00

- Persit kartrika Chandra 052 WK 50.000.000,00

- Persit kartrika Chandra KOPASUS 50.000.000,00

- Persit kartrika Chandra DENPOM banten 50.000.000,00

- Persit kartrika Chandra DENPOM tangerang 50.000.000,00

- Persit kartrika Chandra kodin serang 50.000.000,00

- Persit kartrika Chandra kodim cilegon 50.000.000,00

- Persit kartrika Chandra kodim pandeglang 50.000.000,00

- Persit kartrika Chandra kodim lebak 50.000.000,00

- Persit kartrika Chandra kodim tangerang 50.000.000,00

- Persit kartrika Chandra batalyon 320 cadasari 50.000.000,00

- Persit kartrika Chandra batalyon yonif 203/AK 50.000.000,00

- Persit kartrika Chandra batalyon yonkaf 9/BU 50.000.000,00

- Persit kartrika Chandra batalyon yon arhanduri 1 kostrad 50.000.000,00

- Persit kartrika Chandra pusdiklaptur ciuyah 50.000.000,00

- Pia ardhiya garini cab. Lanud gorda 50.000.000,00

- Jalasenatri LANAL banten 50.000.000,00

- Persit kartrika Chandra denrudal cikupa 50.000.000,00

JUMLAH 28.655.000.000,00

5 DINDIK

- Hibah ke madrasah 2.000.000.000,00

- Hibah ke sekolah bertaraf internasional (SMK) 600.000.000,00

- Pengembangan PAUD non formal

a. Pengembanga rintisan & kelembagaan PAUD 600.000.000,00

b. Bantuan penguatan kelembagaan PAUD 75.000.000,00

c. Bantuan penyelenggaraan lomba PAUD 42.800.000,00

d. Bantuan penyelenggaraan lomba kab/kota 80.000.000,00

- Bantuan insentif tenaga PAUD 281.000.000,00

- Bantuan mutra PAUD non formal 160.000.000,00

- Bantuan peningkatan mutu TK pembina 210.000.000,00

- Bantuan peningkatan IGTKI 25.000.000,00

- Bantuan pembangunan UGB TK pembina kabupaten 340.000.000,00

- Bantuan peningkatan GOBTKI 50.000.000,00

- Bantuan LSS tingkat nasional 20.000.000,00

- SD

a. Subsidi rintisan SBI 650.000.000,00

b. Subsidi bantuan gubernur untuk siswa (beasiswa) 500.000.000,00

c. Bantuan LSS tingkat nasional 20.000.000,00

- SMP

- Beasiswa BAGUS untuk siswa SMP 237.200.000,00

- Bantuan keuangan ke RSBI 300.000.000,00

- Bantuan keuangan ke SSN SMP 250.000.000,00

- Bantuan keuangan penguatan persiapan LSS ke tk. nasional 25.000.000,00

- Pendidikan menengah kejuruan

a. Pemantapan lomba, kompetensi, gelar prestasi 245.000.000,00

- Pendidikan tinggi

Bantuan Biaya Pendidikan

a. D3 300.000.000,00

b. S1 500.000.000,00

C. S2 500.000.000,00

- Hibah Bersaing Penelitian bagi Dosen 600.000.000,00

- Keaksaraan

- Bantuan penyelenggaraan paket C 500.000.000,00

a. Kursus dan kelembagaan 280.000.000,00

- Peningkatan mutu tenaga pendidik formal

a. Pemberian bantuan kualifikasi guru S1/D4 8.000.000,00

b. Insentif guru swasta 500.000.000,00

- Peningkatan mutu tenaga pendidik dan kependidikan non formal

a. Bantuan subsidi tenaga pendidik noon formal 200.000.000,00

- Pengembangan SDM bidang kependidikan

a. Bantuan dewan pendidikan 300.000.000,00

- PGRI 850.000.000,00

JUMLAH 11.254.000.000,00

6 DINKOP UKM

- PUSKOWANI (pusat koperasi wanita) 100.000.00,00

- DEKOPINWIL banten 200.000.000,00

JUMLAH 300.000.000,00

7 DINSOS

- Karang taruna prov. banten 1.500.000.000,00

- TAGANA prov. banten 1.750.000.000,00

- Transport kepulangan warga binaan LP dan rutan se banten 300.000.000,00

JUMLAH 3.550.000.000,00

8 DISHUB/HUMAS

- Komisi informasi provinsi (KIP) banten 300.000.000,00

JUMLAH 300.000.000,00

9 DISNAKERTRANS

- Lembaga kerjasama tripantit 5.400.000.000,00

JUMLAH 5.400.000.000,00

10 DISPORA

- KONI prov. banten 15.000.000.000,00

- KWARDA pramuka prov. banten 400.000.000,00

- FKPPI 330.000.000,00

- KNPI/OKP prov. Banten 1.850.000.000,00

- KONI kab/kota 400.000.000,00

- BPOC (penyandang olahraga cacat) 400.000.000,00

- Special olimpic Indonesia (SOINA) 200.000.000,00

- IMI 200.000.000,00

- GPRI 300.000.000,00

JUMLAH 19.080.000.000,00

11 DISTANAK

- Masyarakat agrobisnis provinsi banten 200.000.000,00

JUMLAH 200.000.000,00

12 BKD

- KORPRI prov. banten 2.000.000.000,00

JUMLAH 2.000.000.000,00

13 KESBANGPOL

- KPU provinsi banten 132.500.000.000,00

- Pengamanan daerah (TNI dan POLRI) 700.000.000,00

- Panwaslu provinsi banten 10.000.000.000,00

- Pengamana pemilikada 19.500.000.000,00

- Forum kewaspadaan didni masyarakat (FKDM) 100.000.000,00

JUMLAH 162.800.000.000,00

14 BIRO KESRA

- PMI provinsi banten 900.000.000,00

- Komisi penanggulangan AIDS (KPA) provinsi banten 300.000.000,00

- MUI provinsi da kab/kota 8.480.000.000,00

- LPTQ prov. Banten 4.000.000.000,00

- PW nahdatul ulama (NU) banten 2.000.000.000,00

- PW muhamadiyah banten 500.000.000,00

- GP ansor banten dan kab/kota 550.000.000,00

- PB AL khaeriyah 200.000.000,00

- PW mathlaul anwar banten 500.000.000,00

- BAZDA prov. Banten dan kab/kota 600.000.000,00

- Forum kerukunan umat beragama 500.000.000,00

- Majlis ta'lim Al-Hidayah 608.000.000,00

- LPJK provinsi banten 300.000.000,00

- Pembantu pencatat nikah 1.500.000.000,00

- PHBI 7.500.000.000,00

- PHBN/PHBD 2.000.000.000,00

- TPHD/UMROH 7.500.000.000,00

- Lembaga pemberdayaan masyarakat provinsi banten 500.000.000,00

- FKM peduli social budaya 300.000.000,00

- Safari ramadhan 3.600.000.000,00

- Bantuan non muslim

1. Umat kristen 300.000.000,00

2. Umat katholik 200.000.000,00

3. Umat hindu 175.000.000,00

4. Umat budha 225.000.000,00

5. Umat konghucu 100.000.000,00

- Komda kejadian ikutan pasca imunisasi 100.000.000,00

- Seba baduy 250.000.000,00

- DKM masjid raya al-bantani 1.000.000.000,00

- DKM masjid al-mizan 200.000.000,00

- GNKS provinsi banten 700.000.000,00

- Badan kontak majlis ta'lim (BMKT) provinsi dan kab/kota 608.000.000,00

- Gerakan rakyat banten untuk perubahan 400.000.000,00

- Forum pengembangan SDM & pendidikan 400.000.000,00

- Forum pengembangan ekonomi syari'ah dan SDA 350.000.000,00

- Forum komunikasi pekerja sosial 600.000.000,00

- Forum pengembangan usaha mikro 350.000.000,00

- Forum study advokasi buruh 350.000.000,00

- Forum lingkungan hidup 350.000.000,00

- Forum guru ngaji prov. banten 5.100.000.000,00

- Nurul fikri 200.000.000,00

- Forum silaturahmi pondok pesantren (FSPP) 2.500.000.000,00

- Majlis ta'lim provinsi dan kab/kota 2.600.000.000,00

- Forum kerja diniyah takmiliyah (FKDT) 500.000.000,00

- Lembaga kajian masyarakat madani 500.000.000,00

- Lembaga kajian pendidikan dan social (LAKPAS) 500.000.000,00

- Lembaga kajian social dan politik (LAKSOSPOL) 500.000.000,00

- Lembaga kajian seni budaya islam (LKSBI) 500.000.000,00

- Lembaga kajian intelektual muda islam 400.000.000,00

- Lembaga pendidikan banten cerdas 300.000.000,00

- Lembaga masyarakat banten peduli kesejahtraan 400.000.000,00

- Lembaga masyarakat banten peduli kebudayaan 350.000.000,00

- Lembaga manajemen pendidikan 400.000.000,00

- Lembaga Perlindungan konsumen Swadaya Masyarakat 400.000.000,00

- Lembaga Kepemudaan dan Keolahragaan Banten (LP2K) 400.000.000,00

- Lembaga Pengembangan Masyarakt Nusa Dharma 400.000.000,00

- Lembaga Study Isalam dan Kemayarakatan 350.000.000,00

- Lembaga Kajian Banten 350.000.000,00

- Lembaga Riset Banten 400.000.000,00

- Lembaga Pemuda dan Masyarakat Anti Narkoba 350.000.000,00

- Lembaga Kajian Publik dan Otonomi Daerah 350.000.000,00

- Lembaga Kajian Ekonomi Banten 500.000.000,00

- FAJI Banten 200.000.000,00

- Himpunan Pemuda Membangun Banten 400.000.000,00

- Pondok Pesantren Salafiyah dan Modern 2.350.000.000,00

- Yayasan Al-Furkon Tangerang 1.185.000.000,00

- Yayasan Al-Hidayah 500.000.000,00

- Yayasan Baitul Mutaqin 1.250.000.000,00

- Yayasan Darul Qoori'in 500.000.000,00

- Yayasan Perguruan Darul Huda Islam 400.000.000,00

- Yayasan Al-miskat 500.000.000,00

- Yayasan Ibnu Majah 400.000.000,00

- Yayasan Ibnu Sajim 400.000.000,00

- Yayasan Sukalimas 500.000.000,00

- Yayasan Bina Insani 400.000.000,00

- Yayasan Nurwidia Cibadak 400.000.000,00

- YPI Darussalam 400.000.000,00

- Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM0 Zakiyah 400.000.000,00

- Yayasan darussholichan 3.500.000.000,00

- Yayasan Al husna curug 2.000.000.000,00

- Yayasan Al-Ghifari 250.000.000,00

- Yayasan haji amintadiredja 1.500.000.000,00

- LDII 300.000.000,00

- persis 200.000.000,00

- Forum LSM 100.000.000,00

- Forum dosen 100.000.000,00

- AKSI 280.000.000,00

- Forum BPD 117.000.000,00

- FORSIL 200.000.000,00

- Forum kajian dan advokasi ekonomi social (FORKADES) 550.000.000,00

- PEPABRI 200.000.000,00

- HNSI &

Sabtu, 18 Juni 2011

Serangan Nazaruddin dari Singapura

VIVAnews - Ini kejutan baru Nazaruddin. Dari Singapura, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu menyebut nama sejumlah politisi dalam kasus yang kini menyeretnya. Pembangunan Wisma Atlet Sea Games, di Palembang, Sumatera Selatan.

Mereka yang bermain, kata Nazaruddin, adalah politisi dari Partai Demokrat dan PDI Perjuangan. "Yang bermain anggaran di Kemenpora itu Ibu Angelina dan Pak Wayan Koster dan pimpinan Banggar, Mirwan Amir. Bukan saya," kata Nazaruddin dalam pesan lewat Blackberry Messenger yang diterima VIVAnews.com, Kamis 16 Juni 2011. Pesan yang sama dikirim Nazaruddin ke sejumlah media massa.

Angelina Sondakh adalah politisi Partai Demokrat yang duduk di Komisi X di Dewan Perwakilan Rakyat. Wayan Koster adalah politisi PDI Perjuangan. Duduk di komisi yang sama dengan Angelina. Sedang Mirwan Amir adalah pimpinan pada Badan Anggaran DPR.

Bagaimana mereka terlibat dalam kasus ini. Nazaruddin menjawab dalam Blackberry Messenger yang dikirim di hari berikutnya, 17 Juni 2011. Angelina dan Wayan Koster, katanya, menyerahkan uang itu kepada Mirwan Amir. "Sama Mirwan Amir dibagi-bagi ke pimpinan Badan Anggaran," kata Nazaruddin. Penjelasan ini, katanya, penting sekali agar kasus ini terang benderang.

Nazaruddin menegaskan agar Komisi Pemberantasan Korupsi meminta keterangan mereka yang diduga mengetahui kasus itu. Dan dia bersumpah bahwa ini bukan cerita rekaan. "Yang saya ceritakan itu fakta sebenarnya. Tidak ada politik, tidak ada kebohongan," tegas Nazaruddin.

Duduk soal kasus ini seperti yang sudah diuraikannya itu, lanjut Nazaruddin, sudah pula diketahui oleh sejumlah petinggi Partai Demokrat. Angelina Sondakh, kata Nazaruddin, sudah menuturkannya di depan Tim Pencari Fakta (TPF) internal Partai Demokrat. Tim ini dibentuk partai itu guna menelusuri duduk soal kasus ini.

Para petinggi Partai Demokrat yang mendengar keterangan Angelina di TPF itu cukup banyak. Ada Ketua Fraksi Partai Demokrat Jafar Hafsah, Wakil Ketua Umum Max Sopacua, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ruhut Sitompul, Ketua DPP Benny K Harman, dan Edi Sitanggang.

Nazaruddin mengaku bahwa keterangan yang disampaikan dari Singapura kepada sejumlah media massa itu, sama dengan keterangan yang disampaikan Anggelina Sondakh kepada TPF. "Dan setelah itu Mirwan Amir yang terima uang, dia jelaskan uang itu ke mana saja," kata Nazaruddin.

Meski tidak menyebut nama dan aliran uang sebagaimana disebutkan Nazaruddin, OC Kaligis yang menjadi kuasa hukum Nazaruddin dalam kasus ini, menyebutkan bahwa pengakuan Nazaruddin memang menyeret sejumlah politisi.

Kaligis lalu menuturkan kisah pengakuan Nazaruddin itu. Tanggal 16 Juni 2011, katanya, ia bertemu Nazaruddin di kantor salah seorang pengacara di Singapura. Si pengacara yang warga negara Singapura itu, juga ikut membela Nazaruddin dalam kasus ini.

Dalam pertemuan itu, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu sudah mengaku di bawah sumpah. Pengakuan itu tertulis. Ditanda tangani oleh Nazaruddin sendiri. Pada saatnya nanti, lanjut Kaligis, semua pengakuan itu akan dibuka tuntas.

Apa isi pernyataan itu? Kaligis menutup rapat. Sebab pernyataan itu sangat rahasia dan super penting. Jika keterangan itu terbongkar, akibatnya bisa sangat fatal. "Ini Partai Demokrat bisa bubar. Tapi tentu Demokrat akan sangkal ini," kata pengacara gaek yang akrab disapa OC ini dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Jumat 17 Juni 2011.

Sejumlah petinggi Partai Demokrat memang membantah keras kesaksian Nazaruddin itu. Anggota Dewan Pembina Demokrat, Achmad Mubarok, menegaskan bahwa pernyataan itu belum tentu berasal dari Nazaruddin. "Itu dari Mr A," kata Mubarok.

Siapa Mr A itu, Mubarok tidak mengungkapnya. Tapi si Mr A ini sudah lama dihembuskan oleh petinggi partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono itu, tak lama setelah kasus yang membelit Nazaruddin ini ramai di media massa.

Petinggi Partai Demokrat yang lain menegaskan bahwa, "Apa yang disampaikan beliau itu kan belum tentu betul, meski belum tentu salah juga. Kalau teman-teman wartawan bisa komunikasi, lebih baik tanyakan pada beliau,” kata Sutan yang menjabat sebagai Wakil Ketua Fraksi Demokrat di Gedung DPR, Jakarta, Jumat 17 Juni 2011. Beliau yang dimaksudkan Sutan itu adalah Nazaruddin.

Soal sejumlah nama yang disebutkan Nazaruddin itu, Sutan menegaskan bahwa Partai Demokrat mengedepankan azas praduga tidak bersalah. "Kalau menyebut nama begitu, kami no comment-lah. Karena itu kan teman-teman kami juga," lanjut Bhatoegana yang juga Wakil Ketua Komisi VII Bidang Energi DPR ini.

Azas praduga tidak bersalah memang harus dijunjung tinggi. Dan tidak ada salahnya bila para penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi menelusuri pengakuan Nazaruddin itu. "Informasi Nazar itu penting," kata Juru Bicara KPK Johan Budi, di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2011.

Tapi Johan menegaskan bahwa KPK harus mendengar keterangan itu langsung dari Nazaruddin sendiri. Sebab jika tidak, bagaimana para penyidik menelusuri pengakuan itu? "Atas dasar apa, kan harus ada data atau informasi yang disampaikan ke KPK," kata Johan.

Di situlah susahnya. Tiga kali dipanggil komisi itu, belum sekalipun Nazaruddin datang. Dia mengaku sakit dan berobat di Singapura. Pulang setelah sembuh. Entah kapan. Sebelum dia pulang dan memberi keterangan kepada KPK, nyanyian Nazaruddin itu juga sulit diteruskan.

Mereka Membantah

Kisah Nazaruddin tentang keterlibatan Angelina Sondakh sesungguhnya sempat disampaikan sebelum dia berangkat ke Singapura beberapa waktu lalu. Meski tidak sedeteil sekarang. Dan Angelina Sondakh membantah keras.

Angie siap dipanggil KPK guna menuntaskan kasus ini. Dia sudah menyiapkan sejumlah dokumen penting. "Yang pasti saya siapkan data-data. Sekali lagi, saya bilang belum ada surat pemanggilan," kata Angelina Sondakh di gedung DPR, Jakarta, Senin 30 Mei 2011.
Angie membantah keras meminta jatah untuk Komisi X yang membawahi bidang olahraga di DPR itu. "Saya tegaskan lagi tidak pernah saya minta jatah untuk Komisi X DPR terkait pembangunan Wisma Atlet," katanya.

Wayan Koster juga sudah membantah keras keterlibatannya dalam kasus ini. Pembahasan Wisma Atlet itu, katanya, tidak perlu ada koordinator “pengamanan” karena dibahas secara terbuka di Komisi X. "Jadi untuk apa diamankan lagi. Semuanya mendukung," ujarnya.

Wayan Koster membantah keras terlibat dalam kasus ini. Dia juga membantah pernah berhubungan dengan Nazarudin. Wayan juga membantah bahwa dirinya dan Angelina Sondakh bertugas sebagai koordinator pengamanan anggaran pembangunan wisma atlet itu.

Itu bantahan Wayan beberapa waktu lalu. Sesudah Nazaruddin melempar kembali soal ini, Kamis kemarin itu, Wayan memilih tidak berkomentar. "Saya tak perlu comment soal pernyataan Nazar. Nanti malah jadi ribet," ujar Koster dalam pesan singkat yang diterima VIVAnews, Jumat 17 Juni 2011.

PDI Perjuangan sesungguhnya sudah meminta penjelasan Wayan soal kasus ini. Sekreratis Jenderal partai itu, Tjahjo Kumolo, menegaskan bahwa Wayan bersih.

"Saya sebagai Ketua Fraksi sudah memanggil dan meminta yang bersangkutan untuk menyampaikan laporan secara tertulis, dan dia bilang, clear. Tapi kalau ada teman mengatakan lain, itu ranah penegak hukum. Saya sendiri percaya dia clear," kata Tjahjo di Hotel Harris, Jakarta, Jumat 17 Juni 2011.

Hingga saat ini, Mirwan Amir belum bisa dikonfirmasi soal tuduhan Nazaruddin itu. Mantan anggota Tim Pencari Fakta Partai Demokrat, yang menyelidiki suap Sesmenpora itu, Ruhut Sitompul, menegaskan bahwa Mirwan Amir membantah terlibat dalam kasus ini, apalagi menerima dana.

Demokrat, kata Ruhut, memang sudah memeriksa empat kadernya terkait kasus dugaan suap itu. Mereka yang diperiksa adalah Angelina Sondakh, Muhammad Nazaruddin, Mirwam Amir, juga Ketua Komisi X Mahyuddin. Semua membantah. "Saya yang sudah bertanya langsung ke mereka. Mereka membantah terlibat," kata Ruhut kepada VIVAnews.com, 17 Juni 2011.
• VIVAnews

Rabu, 15 Juni 2011

Siksaan Bagi Wanita Yang Tidak Berjilbab

Selama hampir sembilan tahun menetap di Mekah dan membantu ayah saya menguruskan jemaah haji dan umrah, saya telah melalui pelbagai pengalaman menarik dan pelik.

Walaubagaimanapun, dalam banyak-banyak peristiwa itu, ada satu kejadian yang pasti tidak akan saya lupakan sampai bila-bila.

Ianya berlaku kepada seorang wanita yang berusia di pertengahan 30-an. Kejadian itu berlaku pada pertengahan 1980-an semasa saya menguruskan satu rombongan haji. Ketika itu umur saya baru 20 tahun dan masih menuntut di Universiti Al-Azhar, Kaherah. Kebetulan ketika itu saya balik ke Mekah sekejap untuk menghabiskan cuti semester.

Saya menetap di Mekah mulai 1981 selepas menamatkan pengajian di Sekolah Agama Gunung Semanggol, Perak. Keluarga saya memang semuanya di Mekah, cuma saya seorang saja tinggal dengan nenek saya di Perak.

Walaupun masih muda, saya ditugaskan oleh bapa saya, Haji Nasron untuk menguruskan jemaah haji dan umrah memandangkan saya adalah anak sulung dalam keluarga.

Berbalik kepada cerita tadi, ketibaan wanita tersebut dan rombongan haji di Lapangan Terbang Jeddah kami sambut dengan sebuah bas. Semuanya nampak riang sebab itulah kali pertama mereka mengerjakan haji. Sebaik sampai, saya membawa mereka menaiki bas dan dari situ, kami menuju ke Madinah. Alhamdulillah, segalanya berjalan lancar hinggalah kami sampai di Madinah.

Tiba di Madinah, semua orang turun daripada bas berkenaan. Turunlah mereka seorang demi seorang sehingga tiba kepada giliran wanita terbabit. Tanpa apa-apa sebab, sebaik sahaja kakinya mencecah bumi Madinah, tiba-tiba wanita itu tumbang tidak sedarkan diri.

Sebagai orang yang dipertanggungjawabkan mengurus jemaah itu, saya pun bergegas menuju ke arah wanita berkenaan.

"Kakak ni sakit," kata saya pada jemaah-jemaah yang lain.

Suasana yang tadinya tenang serta merta bertukar menjadi cemas. Semua jemaah nampak panik dengan apa yang sedang berlaku.

"Badan dia panas dan menggigil. Kakak ni tak sedarkan diri, cepat tolong saya, kita bawa dia ke hospital," kata saya.

Tanpa membuang masa, kami mengangkat wanita tersebut dan membawanya ke hospital Madinah yang terletak tidak jauh dari situ. Sementara itu, jemaah yang lain dihantar ke tempat penginapan masing-masing. Sampai di hospital Madinah, wanita itu masih belum sedarkan diri. Berbagai-bagai usaha dilakukan oleh doktor untuk memulihkannya, namun semuanya gagal. Sehinggalah ke petang, wanita itu masih lagi koma.

Sementara itu, tugas mengendalikan jemaah perlu saya teruskan. Saya terpaksa meninggalkan wanita tersebut terlantar di hospital berkenaan. Namun dalam kesibukan menguruskan jemaah, saya menghubungi hospital Madinah untuk mengetahui perkembangan wanita tersebut. Bagaimanapun, saya diberitahu dia masih tidak sedarkan diri. Selepas dua hari, wanita itu masih juga tidak sedarkan diri. Saya makin cemas, maklumlah, itu adalah pengalaman pertama saya berhadapan dengan situasi seperti itu.

Memandangkan usaha untuk memulihkannya semuanya gagal, maka wanita itu dihantar ke Hospital Abdul Aziz Jeddah untuk mendapatkan rawatan lanjut sebab pada masa itu hospital di Jeddah lebih lengkap kemudahannya berbanding hospital Madinah. Namun usaha untuk memulihkannya masih tidak berhasil. Jadual haji mesti diteruskan. Kami bertolak pula ke Mekah untuk mengerjakan ibadat haji.

Selesai haji, sekali lagi saya pergi ke Jeddah. Malangnya, bila sampai di Hospital King Abdul Aziz, saya diberitahu oleh doktor bahawa wanita tersebut masih koma. Bagaimanapun, kata doktor, keadaannya stabil. Melihat keadaannya itu, saya ambil keputusan untuk menunggunya di hospital.

Selepas dua hari menunggu, akhirnya wanita itu membuka matanya. Dari sudut matanya yang terbuka sedikit itu, dia memandang ke arah saya. Sebaik saja terpandang wajah saya, wanita tersebut terus memeluk saya dengan erat sambil menangis teresak- esak. Sudah tentu saya terkejut sebab saya ni bukan muhrimnya. Tambahan pula kenapa saja dia tiba-tiba menangis?? Saya bertanya kepada wanita tersebut;

"Kenapa kakak menangis?"

"Mazlan.. kakak taubat dah Lan. Kakak menyesal, kakak takkan buat lagi benda-benda yang tak baik. Kakak bertaubat, betul-betul taubat."

"Kenapa pulak ni kak tiba-tiba saja nak bertaubat?" tanya saya masih terpinga-pinga.

Wanita itu terus menangis teresak-esak tanpa menjawab pertanyaan saya itu. Seketika kemudian dia bersuara, menceritakan kepada saya mengapa dia berkelakuan demikian, cerita yang bagi saya perlu diambil iktibar oleh kita semua. Katanya ;

"Mazlan, kakak ni sudah berumah tangga, kahwin dengan lelaki orang putih. Tapi kakak silap. Kakak ini cuma Islam pada nama dan keturunan saja. Ibadat satu apa pun kakak tak buat. Kakak tak sembahyang, tak puasa, semua amalan ibadat kakak dan suami kakak tak buat. Rumah kakak penuh dengan botol arak. Suami kakak tu kakak sepak tendang, kakak pukul-pukul saja," katanya tersedu-sedan.

"Habis yang kakak pergi haji ini?"

"Yalah...kakak tengok orang lain pergi haji, kakak pun teringin juga nak pergi."

"Jadi apa sebab yang kakak menangis sampai macam ni sekali. Ada sesuatu ke yang kakak alami semasa koma?" tanya saya lagi.

Dengan suara tersekat-sekat, wanita itu menceritakan ;

"Mazlan...Allah itu Maha Besar, Maha Agung, Maha Kaya. Semasa koma tu, kakak telah diazab dengan seksaan yang benar-benar pedih atas segala kesilapan yang telah kakak buat selama ini.

"Betul ke kak?" tanya saya, terkejut.

"Betul Mazlan. Semasa koma itu kakak telah ditunjukkan oleh Allah tentang balasan yang Allah beri kepada kakak. Balasan azab Lan, bukan balasan syurga. Kakak rasa seperti diazab di neraka. Kakak ni seumur hidup tak pernah pakai tudung. Sebagai balasan, rambut kakak ditarik dengan bara api. Sakitnya tak boleh nak kakak ceritakan macam mana pedihnya. Menjerit-jerit kakak minta ampun minta maaf kepada Allah."

"Bukan itu saja, buah dada kakak pula diikat dan disepit dengan penyepit yang dibuat daripada bara api, kemudian ditarik ke sana-sini, putus, jatuh ke dalam api neraka. Buah dada kakak rentung terbakar, panasnya bukan main. Kakak menjerit, menangis kesakitan. Kakak masukkan tangan ke dalam api itu dan kakak ambil buah dada tu balik", tanpa mempedulikan pesakit lain dan jururawat memerhatikannya wanita itu terus bercerita.

Menurutnya lagi, setiap hari dia diseksa, tanpa henti, 24 jam sehari. Dia tidak diberi peluang langsung untuk berehat atau dilepaskan daripada hukuman sepanjang masa koma itu dilaluinya dengan azab yang amat pedih. Dengan suara tersekat-sekat, dengan air mata yang makin banyak bercucuran, wanita itu meneruskan ceritanya ;

"Hari-hari kakak diseksa. Bila rambut kakak ditarik dengan bara api, sakitnya terasa seperti nak tercabut kulit kepala. Panasnya pula menyebabkan otak kakak terasa seperti menggelegak. Azab itu cukup pedih, pedih yang amat sangat, tak boleh nak diceritakan."

Sambil bercerita, wanita itu terus meraung, menangis teresak-esak. Nyata dia betul-betul menyesal dengan kesilapannya dahulu. Saya pula terpegun, kaget dan menggigil mendengar ceritanya. Begitu sekali balasan Allah kepada umatnya yang ingkar.

"Mazlan...kakak ni nama saja Islam, tapi kakak minum arak, kakak main judi dan segala macam dosa besar. Kerana kakak suka makan dan minum apa yang diharamkan Allah, semasa tidak sedarkan diri itu kakak telah diberi makan buah-buahan yang berduri tajam. Tak ada isi pada buah itu melainkan duri-duri saja. Tapi kakak perlu makan buah-buah itu sebab kakak betul-betul lapar."

"Bila ditelan saja buah-buah itu, duri-durinya menikam kerongkong kakak dan bila sampai ke perut, ia menikam pula perut kakak. Sedangkan jari yang tercucuk jarum pun terasa sakitnya, inikan pula duri-duri besar menyucuk kerongkong dan perut kita. Habis saja buah-buah itu kakak makan, kakak diberi pula makan bara-bara api. Bila kakak masukkan saja bara api itu ke dalam mulut, seluruh badan kakak rasa seperti terbakar hangus. Panasnya cuma Allah saja yang tahu. Api yang ada di dunia ini tidak akan sama dengan kepanasannya.



Selepas habis bara api, kakak minta minuman, tapi kakak dihidangkan pula dengan minuman yang dibuat daripada nanah. Baunya cukup busuk. Tapi kakak terpaksa minum sebab kakak sangat dahaga. Semua terpaksa kakak lalui, azabnya tak pernah rasa, tak pernah kakak alami sepanjang kakak hidup di dunia ini."

Saya terus mendengar cerita wanita itu dengan tekun. Terasa sungguh kebesaran Allah.

"Masa diazab itu, kakak merayu mohon kepada Allah supaya berilah kakak nyawa sekali lagi, berilah kakak peluang untuk hidup sekali lagi. Tak berhenti-henti kakak memohon. Kakak kata kakak akan buktikan bahawa kakak tak akan ulangi lagi kesilapan dahulu. Kakak berjanji tak akan ingkar perintah Allah, akan jadi umat yg soleh. Kakak berjanji kalau kakak dihidupkan semula, kakak akan tampung segala kekurangan dan kesilapan kakak dahulu, kakak akan mengaji, akan sembahyang, akan puasa yang selama ini kakak tinggalkan."

Saya termenung mendengar cerita wanita itu. Benarlah, Allah itu Maha Agung dan Maha Berkuasa. Kita manusia ini tak akan terlepas daripada balasannya. Kalau baik amalan kita maka baiklah balasan yang akan kita terima, kalau buruk amalan kita, maka azablah kita di akhirat kelak. Alhamdulillah, wanita itu telah menyaksikan sendiri kebenaran Allah.

"Ini bukan mimpi Mazlan. Kalau mimpi azabnya takkan sampai pedih macam tu sekali. Kakak bertaubat Mazlan, kakak tak akan ulangi lagi kesilapan kakak dahulu. Kakak bertaubat, kakak taubat nasuha," katanya sambil menangis-nangis.

Sejak itu wanita berkenaan benar-benar berubah. Bila saya membawanya ke Mekah, dia menjadi jemaah yang paling warak. Amal ibadahnya tak henti-henti. Contohnya, kalau wanita itu pergi ke masjid pada waktu maghrib, dia cuma akan balik ke biliknya semula selepas sembahyang subuh.

"Kakak, yang kakak sembahyang teruk-teruk ni kenapa? Kakak kena jaga juga kesihatan diri kakak. Lepas sembahyang Isyak tu kakak baliklah, makan nasi ke, berehat ke." tegur saya.

"Tak apalah Mazlan. Kakak ada bawa buah kurma. Bolehlah kakak makan semasa kakak lapar."

Menurut wanita itu, sepanjang berada di dalam Masjidil Haram, dia mengqada'kan semula sembahyang yang ditinggalkannya dahulu. Selain itu dia berdoa, mohon kepada Allah supaya mengampunkan dosanya. Saya kasihan melihatkan keadaan wanita itu, takut kerana ibadah dan tekanan perasaan yang keterlaluan dia akan jatuh sakit pula. Jadi saya menasihatkan supaya tidak beribadat keterlaluan hingga mengabaikan kesihatannya.

"Tak boleh Mazlan. Kakak takut, kakak dah merasai pedihnya azab Tuhan. Mazlan tak rasa, Mazlan tak tau. Kalau Mazlan dah merasai azab itu, Mazlan juga akan jadi macam kakak. Kakak betul-betul bertaubat."

Wanita itu juga berpesan kepada saya, katanya ;

"Mazlan, kalau ada perempuan Islam yang tak pakai tudung, Mazlan ingatkanlah pada mereka, pakailah tudung. Cukuplah kakak seorang saja yang merasai seksaan itu, kakak tak mau wanita lain pula jadi macam kakak. Semasa diazab, kakak tengok undang-undang yang Allah beri ialah setiap sehelai rambut wanita Islam yang sengaja diperlihatkan kepada orang lelaki yang bukan muhrimnya, maka dia diberikan satu dosa. Kalau 10 orang lelaki bukan muhrim tengok sehelai rambut kakak ini, bermakna kakak mendapat 10 dosa."

"Tapi Mazlan, rambut kakak ini banyak jumlahnya, beribu-ribu. Kalau seorang tengok rambut kakak, ini bermakna beribu-ribu dosa yang kakak dapat. Kalau 10 orang tengok, macam mana? Kalau 100 orang tengok? Itu sehari, kalau hari-hari kita tak pakai tudung macam kakak ni? Allah..."

"Kakak berazam, balik saja dari haji ini, kakak akan minta tolong dari ustaz supaya ajar suami akak sembahyang, puasa, mengaji, buat ibadat. Kakak nak ajak suami pergi haji. Seperti mana kakak, suami kakak tu Islam pada nama saja. Tapi itu semua kesilapan kakak. Kakak sudah bawa dia masuk Islam, tapi kakak tak bimbing dia. Bukan itu saja, kakak pula yang jadi seperti orang bukan Islam."

Sejak balik dari haji itu, saya tak dengar lagi apa-apa cerita tentang wanita tersebut. Walaubagaimanapun, saya percaya dia sudah menjadi wanita yang benar-benar solehah. Adakah dia berbohong kepada saya tentang ceritanya diazab semasa koma?

Tidak.

Saya percaya dia bercakap benar. Jika dia berbohong, kenapa dia berubah dan bertaubat nasuha?

Satu lagi, cubalah bandingkan azab yang diterimanya itu dengan azab yang digambarkan oleh Allah dan Nabi dalam Al-Quran dan hadis.

Adakah ia bercanggah?

Benar, apa yang berlaku itu memang kita tidak dapat membuktikannya secara saintifik, tapi bukankah soal dosa dan pahala, syurga dan neraka itu perkara ghaib? Janganlah bila kita sudah meninggal dunia, bila kita sudah diazab barulah kita mahu percaya bahawa...

"Oh... memang betul apa yang Allah dan Rasul katakan. Aku menyesal..."

Itu dah terlambat.

Jangan Halangi Aku Membela Rasulullah

Diposkan oleh Bermanfaat Bagi Yang Lain di 10:31 . Rabu, 17 Maret 2010
Oleh: Mochamad Bugi

Hari itu Nasibah tengah berada di dapur. Suaminya, Said tengah beristirahat di kamar tidur. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nasibah menebak, itu pasti tentara musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di sekitar Gunung Uhud.

Dengan bergegas, Nasibah meninggalkan apa yang tengah dikerjakannya dan masuk ke kamar. Suaminya yang tengah tertidur dengan halus dan lembut dibangunkannya. “Suamiku tersayang,” Nasibah berkata, “aku mendengar suara aneh menuju Uhud. Barang kali orang-orang kafir telah menyerang.”

Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Ia menyesal mengapa bukan ia yang mendengar suara itu. Malah istrinya. Segera saja ia bangkit dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu ia menyiapkan kuda, Nasibah menghampiri. Ia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.


“Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang….”

Said memandang wajah istrinya. Setelah mendengar perkataannya seperti itu, tak pernah ada keraguan baginya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu makin mengobarkan keberanian Said saja.

Di rumah, Nasibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang pengendara kuda yang nampaknya sangat gugup.

“Ibu, salam dari Rasulullah,” berkata si penunggang kuda, “Suami Ibu, Said baru saja gugur di medan perang. Beliau syahid…”

Nasibah tertunduk sebentar, “Inna lillah…..” gumamnya, “Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah.”

Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat itu, Nasibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan, “Amar, kaulihat Ibu menangis? Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah syahid. Aku sedih karena tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi. Maukah engkau melihat ibumu bahagia?”


Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.

“Ambilah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terbasmi.”

Mata amar bersinar-sinar. “Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku was-was seandainya Ibu tidak memberi kesempatan kepadaku untuk membela agama Allah.”

Putra Nasibah yang berbadan kurus itu pun segera menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak tampak ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. Di depan Rasulullah, ia memperkenalkan diri. “Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayah yang telah gugur.”

Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. “Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah memberkatimu….”

Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung sampai sore. Pagi-pagi seorang utusan pasukan islam berangkat dari perkemahan mereka meunuju ke rumah Nasibah. Setibanya di sana, perempuan yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita, “Ada kabar apakah gerangan kiranya?” serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, “apakah anakku gugur?”

Utusan itu menunduk sedih, “Betul….”

“Inna lillah….” Nasibah bergumam kecil. Ia menangis.

“Kau berduka, ya Ummu Amar?”

Nasibah menggeleng kecil. “Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatan? Saad masih kanak-kanak.”

Mendegar itu, Saad yang tengah berada tepat di samping ibunya, menyela, “Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad adalah putra seorang ayah yang gagah berani.”

Nasibah terperanjat. Ia memandangi putranya. “Kau tidak takut, nak?”

Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nasibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan itu.

Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan banyak nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, “Allahu akbar!”

Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nasibah. Mendengar berita kematian itu, Nasibah meremang bulu kuduknya. “Hai utusan,” ujarnya, “Kausaksikan sendiri aku sudah tidak punya apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diri yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.”

Sang utusan mengerutkan keningnya. “Tapi engkau perempuan, ya Ibu….”

Nasibah tersinggung, “Engkau meremehkan aku karena aku perempuan? Apakah perempuan tidak ingin juga masuk surga melalui jihad?”

Nasibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas saja menghadap Rasulullah dengan kuda yang ada. Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nasibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum. “Nasibah yang dimuliakan Allah. Belum waktunya perempuan mengangkat senjata. Untuk sementra engkau kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.”


Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nasibah pun segera menenteng tas obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur. Dirawatnya mereka yang luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba terciprat darah di rambutnya. Ia menegok. Kepala seorang tentara Islam menggelinding terbabat senjata orang kafir.

Timbul kemarahan Nasibah menyaksikan kekejaman ini. Apalagi waktu dilihatnya Nabi terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh, Nasibah tidak bisa menahan diri lagi. Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang prajurit yang rubuh itu. Dinaiki kudanya. Lantas bagai singa betina, ia mengamuk. Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang. Hingga pada suatu waktu seorang kafir mengendap dari belakang, dan membabat putus lengan kirinya. Ia terjatuh terinjak-injak kuda.

Peperangan terus saja berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga Nasibah teronggok sendirian. Tiba-tiba Ibnu Mas’ud mengendari kudanya, mengawasi kalau-kalau ada korban yang bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu melihat seonggok tubuh bergerak-gerak dengan payah, segera mendekatinya. Dipercikannya air ke muka tubuh itu. Akhirnya Ibnu Mas’ud mengenalinya, “Istri Said-kah engkau?”

Nasibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya, “bagaimana dengan Rasulullah? Selamatkah beliau?”

“Beliau tidak kurang suatu apapun…”

“Engkau Ibnu Mas’ud, bukan? Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku….”

“Engkau masih luka parah, Nasibah….”

“Engkau mau menghalangi aku membela Rasulullah?”

Terpaksa Ibnu Mas’ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nasibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke pertempuran. Banyak musuh yang dijungkirbalikannya. Namun, karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus. Rubuhlah perempuan itu ke atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.

Tiba-tiba langit berubah hitam mendung. Padahal tadinya cerah terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak. Rasul kemudian berkata kepada para sahabatnya, “Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan? Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nasibah, wanita yang perkasa.”

Sumber : http://www.dakwatuna.com/2007/jangan-halangi-aku-membela-rasulullah/

Mufti Bulgaria: Negara telah Gagal, Umat Islam Harus Melawan dari Serangan

Sebagian masyarakat Bulgaria terkendala dengan Islamofobia, kata Kepala Kantor Mufti Bulgaria yang menyatakan dalam sebuah pernyataan khusus dalam upaya mendesak Muslim Bulgaria untuk mengambil tindakan membela diri terhadap serangan yang menimpa mereka.

Pernyataan Senin kemarin (13/6) dari kantor kepala Mufti Bulgaria datang sehari setelah pada hari Minggu lalu penjaga masjid utama di pusat kota Sofia mengalami serangan brutal oleh penyerang tak dikenal hanya beberapa menit sebelum memulai shalat subuh pada hari Minggu.

Kantor kepala Mufti mengacu pada kejadian tanggal 20 Mei 2011, ketika ekstrimis dari partai nasionalis Ataka menyerang umat Islam yang shalat di luar Masjid Banya Bashi kota Sofia.

Kepala kantor Mufti bagaimanapun mengeluhkan bahwa banyak kejadian serupa telah mengikuti sejak insiden itu, dan menegaskan bahwa lembaga-lembaga negara Bulgaria telah gagal untuk melindungi kaum Muslimin di Bulgaria dan tempat ibadah mereka.

"Setelah kasus ini berikutnya menyusul aksi kekerasan terhadap seorang Muslim dan penodaan terhadap masjid, komunitas Muslim Bulgaria telah menerima pesan yang jelas bahwa negara tidak dapat melindungi kami, atau tidak ingin melakukan hal itu, yang meninggalkan kami dalam situasi yang sangat keras sebagai warga Uni Eropa yang masih berharap bahwa ada mekanisme demokrasi yang cukup baik untuk mencegah penindasan terhadap kami," tulis pernyataan dari kantor Mufti Bulgaria.

"Sayangnya, harapan kami berubah menjadi ilusi, harapan kami tidak terpenuhi, dan kami sekarang menyadari bahwa kami harus menyediakan untuk keamanan kami sendiri dan mempertahankan hak-hak kami. Beberapa kasus yang agak mengejutkan pada beberapa tahun terakhir telah membuat kami mengasumsikan bahwa umat Islam tidak diinginkan di negara ini, dan tekanan terhadap kami akan terus berlanjut. Mereka menunjukkan bahwa sebagian dari masyarakat Bulgaria bermusuhan dan agresif terhadap Islam, nilai-nilai Islam, dan komunitas Muslim," kata Kepala Kantor Mufti, menekankan bahwa insiden yang terjadi tidak boleh diperlakukan sebagai tindakan hooliganisme atau tindakan kriminal tetapi sebagai strategi umum dan intoleransi terhadap umat Muslim, yang mungkin dapat menyebabkan operasi dalam skala yang lebih besar.

"Ini semacam Islamophobia dan tekanan ini dinyatakan sebagai ancaman, penghinaan, membatasi hak-hak agama, dan kekerasan fisik yang harus diperlakukan sebagai upaya untuk menghasut konflik antar-agama, perang sipil, dan merupakan ancaman terhadap keamanan nasional," kantor kepala Mufti menyatakan.

Pernyataan itu lebih lanjut menjelaskan bahwa meskipun setelah serangan terhadap masjid Banya Bashi pada 20 Mei 2011 lalu, Muslim Bulgaria menerima dukungan dari para politisi, kaum intelektual, dan bagian dari masyarakat, kejadian serupa terus terjadi.

Kantor kepala Mufti mengatakan bahwa pada tanggal 30 Mei 2011, ia telah memperingatkan Menteri Dalam Negeri Tsvetan Tsvetanov mengenai beberapa serangan fisik terhadap aktivitas shalat umat Muslim tetapi tidak mendapat reaksi dari organisasi hak asasi manusia, pemerintah, masyarakat sipil, maupun partai-partai politik.

Lebih lanjut kantor kepala Mufti menyerukan kepada umat Islam di negara ini untuk melakukan penjagaan siang dan malam sebagai relawan untuk melindungi diri sendiri pada saat negara gagal melindungi kehormatan dan martabat Islam dan umat Islam.

"Langkah-langkah ini adalah awal dari kampanye perlindungan diri sendiri. Kami akan memberitahu Anda tentang langkah selanjutnya tergantung pada perkembangan masalah dan keinginan masyarakat. (fq/novinite)

Kemunculan Misterius Masjid Nikaragua

MANAGUA, NIKARAGUA (Berita SuaraMedia) – Dengan hanya 300 Muslim di seluruh Nikaragua, kemunculan sebuah Masjid baru yang sangat besar secara tiba-tiba mengundang misteri bagi penduduk sekitar, seperti, siapa yang membiayai pembangunannya?

Rumor di Managua itu dengan cepat mengarah ke pemerintah Iran. Presidennya, Mahmoud Ahmadinejad, seorang Muslim, dan pemimpin Nikaragua, Daniel Ortega, seorang Katolik, memiliki kesamaan ikatan revolusioner. Pada tahun 2007 dan 2008, pemerintahan Ahmadinejad menjanjikan akan memberikan investasi hingga satu miliar dolar pada negara berpenduduk 5.7 juta jiwa ini.

Perbincangan geopolitik seputar Masjid berkubah emas, yang dibuka pada bulan September setelah satu tahun pembangunan ini, masih berlanjut. "Apakah Iran yang membiayai? Itu pertanyaan yang dilontarkan oleh semua orang," ujar Ismat Khatib, pengacara dan pengusaha Nikaragua keturunan Palestina. Salah seorang diplomat yang bertugas di Managua meyakini bahwa Iran telah memberikan subsidi.

Namun Khatib, yang merupakan bendahara Asosiasi Budaya Islam Nikaragua, bersikukuh bahwa pemerintah Iran samasekali tidak memberikan kontribusi sepeser pun. Bahkan, ia mengatakan bahwa satu-satunya yang mereka janjikan untuk disumbangkan adalah sebuah karpet besar khusus untuk ruang sholat, itupun belum dikirimkan.

"Ini adalah cerita yang sebenarnya," ujar Khatib. "Misterinya berakhir dengan ini."

Spekulasi juga beredar seputar siapa yang menunaikan sholat di Masjid itu atau siapa yang menjadi imam untuk sholat lima waktu.

"Semuanya anggota Taliban," ejek William Martinez, tukang cukur rambut berusia 24 tahun dari salon Le Moustace yang terletak di seberang jalan. Natalie Melendez, seorang kasir di tempat persewaan video Veo Veo di ujung jalan, memberikan penjelasan yang berbeda, "Ada dua jenis orang yang menggunakan Masjid itu," asumsinya. "Orang Arab dan orang Iran."

Kaum Muslim, terutama dari Palestina, telah beremigrasi ke Nikaragua selama puluhan tahun dan membangun sejumlah usaha di sana, terutama di bidang perdagangan kain. Namun, karena jumlah mereka yang sedikit, agama mereka tetap terasa asing bagi sebagian besar penduduk Nikaragua yang umumnya beragama Katolik Evangelis. Banyak dari mereka yang menyebut semua kaum Muslim atau orang Timur Tengah sebagai orang Turki, dan tampak tidak tahu apa-apa tentang agama orang-orang tersebut.

Dalam sebuah wawancara, Fahmi M. Hassan, seorang pedagang kain keturunan Palestina dan presiden asosiasi budaya Islam, berusaha menghapus mitos seputar Masjid baru tersebut, yang ia katakan menghabiskan biaya USD 600.000 untuk membangunnya.

Hassan menepis rumor tentang Iran yang mendanai Masjid tersebut. Ia mengatakan bahwa donatur utama Masjid adalah seorang pengusaha kelahiran Palestina yang tinggal di Honduras. Setelah melihat betapa kecilnya Masjid yang mereka miliki, pria itu menawarkan bantuan finansial untuk sebuah tempat ibadah baru di atas tanah yang dibeli warga Muslim setempat beberapa tahun lalu. "Ia memberikan dana sekitar USD 350.000 dan sisanya ditutup oleh komunitas Muslim Nikaragua," ujar Hassan.

Ia mengidentifikasi donatur itu sebagai Yusuf Amdani. Ketika dihubungi melalui telepon, Amdani, pimpinan eksekutif perusahaan tekstil dan konstruksi Grupo Karim yang berbasis di Honduras dan Meksiko, mengatakan, "Tidak ada yang misterius tentang Masjid itu."

Ia mengkonfirmasi pernyataan Hassan, mengatakan bahwa perusahaannya, yang juga membiayai satu-satunya Masjid di Honduras, bersedia mendanai tempat ibadah Managua yang baru. Namun ia tidak membiayai perluasan rencana dari Masjid itu, seperti sekolah dan apartemen untuk imam Masjid. Ia mengatakan bahwa keluarganyalah yang membiayai perluasan rencana itu. (rin/wsj) www.suaramedia.com